Selasa, 14 Oktober 2014

IPv6

IPv6 adalah kependekan dari "Internet Protocol Version 6". IPv6 adalah protokol "next generation" yang dirancang oleh IETF untuk menggantikan versi Internet protokol yang sekarang digunakan, IP Versi 4 ("IPv4"). Sebetulnya ada IP versi 5, yang di alokasikan untuk experimental Internet Stream Protocol versi 2 (ST-2).
IPv6 diharapkan dapat memperbaiki masalah di IPv4, seperti keterbatasan address IPv4. IPv6 juga menambahkan beberapa perbaikan ke IPv6 seperti routing dan network autoconfiguration. IPv6 di harapkan dapat secara bertahap menggantikan IPv4, dengan perioda transisi dimana kedua akan berjalan bersama selama beberapa tahun.
Mengapa IPv6 bukan IPv5, pada tahun 1980-an, IPv5 digunakan sebagai Protokol Percobaan dan sampai saat ini tidak pernah digunakan, IPv5 biasanya disebut sebagai Protokol Streaming, Jadi Penerus Langsung dari IPv4adalah IPv6.
IPv6 (Internet Protokol v6) dikembangkan sejak tahun 1998, Alamat dalam IPv6 ditetapkan 128 bit sehingga alamat IP lebih banyak dan dapat dialokasikan untuk komputer serta perangkat lain yang terhubung ke internet. Keuntungan digunakannya IPv6 karena menggunakan 128 bit, Jadi IPv6 dapat menampung triliun alamat.

IPv6 di rancang sebagai sebuah evolusi dari IPv4, jadi bukan sebuah perubahan yang radikal. Feature yang baik dari IPv4 tetap digunakan di IPv6, dan feature yang tidak terlalu berguna di buang. Menurut spesifikasi IPv6, perubahan dari IPv4 ke IPv6 terutama terjadi pada kategori:
  • Perluasan kemampuan pengalamatan - alamat IP address bertambah dari 32 bit menjadi 128 bit di IPv6. Lebih banyak node / komputer di jaringan yang dapat memperoleh address. Lebih banyak level hirarki pengalamatan, autoconfiguration yang lebih sederhana untuk pengguna yang remote.Multicast routing menjadi lebih scalable dengan menambahkan kolom Scope di alamat multicast. Tipe alamat yang baru, di sebut anycast, juga di definisikan.
  • Penyederhanaan format header – beberapa kolom header IPv4 dibuang atau di buat lebih optimal dan sangat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memproses paket, dan untuk membatasi biaya bandwidth oleh header IPv6.
  • Kemampuan Flow Labeling – kemampuan baru dalam hal Quality of Service (QoS) yang ditambahkan untuk memungkinan pelabelan paket yang termasuk traffic flow tertentu yang mana mungkin pengirim meminta penanganan yang khusus, seperti servis real-time.
  • Kemampuan authentikasi dan privacy – extension untuk mendukung option security, seperti authentikasi, integritas data, dan kerahasiaan data, sudah ada di dalam IPv6.
IPv6 mengajukan dan memformalkan terminologi yang di lingkungan IPv4 biasanya tidak terdefinisi dengan baik, atau terdefinisi dengan tidak baik, atau tidak terdefinisi. Beberapa terminologi yang digunakan antara lain:
ü  Paket – sebuah IPv6 Protocol Data Unit (PDU), terdiri dari header dan payload (beban) yang dibawanya. Di IPv4, biasanya disebut sebagai paket atau datagram.
ü  Node – sebuah divais / alat yang mengimplementasikan IPv6.
ü  Router – sebuah node IPv6 yang memforward paket, berdasarkan IP address, tidak secara explisit di alamatkan pada dirinya. Dalam terminologi TCP/IP yang lama, alat ini kadang kala disebut sebagai gateway.
ü  Host – Node yang bukan router, biasanya adalah system pada end-user.
ü  Link – media dimana node saling berkomunikasi satu sama lain melalui lapisan protokol data link, seperti, ATM, frame relaym SMDS Wide Area Network, atau Ethernet LAN.
ü  Neighbor – node yang tersambung pada link yang sama.

IPv6 mendefinisikan tiga (3) tipe address / alamat, yaitu:
o    Unicast address yang menunjukan sebuah host.
o    Anycast address yang di berikan pada lebih dari satu interface, biasanya terdapat pada anode IPv6 yang berbeda, seperti sekumpulan router yang dimiliki oleh ISP. Paket yang dikiriim ke anycast address akan di teruskan ke salah satu router yang teridentifikasi oleh address tersebut, dan yang paling dekat menurut protokol routing.
o    Multicast address menunjukan sekumpulan host, sebuah paket yang dikirim ke multicast address aka dikirimkan ke semua host pada group ini. Perlu dicatat bahwa pada IPv6 tidak ada broadcast address seperti yang kita gunakan di IPv4, karena fungsi ini telah dilakukan oleh multicast address.
IPv4 addess di tulis menggunakan notasi dotted decimal, dimana nilai desimal dari empat byte address di pisahkan dengan dot. Cara yang disukai, atau biasa digunakan, untuk menuliskan IPv6 adalah nilai hexadesimal dari delapan blok 16-bit yang dipisahkan menggunakan titik dua / colon (:), seperti FF04:19:5:ABD4:187:2C:754:2B1. Perhatikan bahwa nilai nol di muka tidak perlu ditulis, dan setiap kolom harus memiliki suatu nilai. IPv6 address biasanya akan memiliki nilai nol yang banyak karena cara pengalokasian-nya. Teknik menulis cepat address dengan banyak nol, menggunakan titik dua doubel (::) untuk menunjukan banyak blok 16-bit yang nol. Contoh, FF01:0:0:0:0:0:0:5A dapat ditulis sebagai FF01::5A. Agar tidak bingung, "::" hanya dapat muncul satu kali di sebuah address. Sebagai alternatif, format hybrid address di definisikan untuk memudahkan merepresentasikan IPv4 address dalam lingkungan IPv6. Disini, 96 bit address yang pertama (6 group dari 16) di representasikan dalam format IPv6 yang biasa, sedang sisa 32 bit address di representasikan dalam IPv4 dotted decimal; sebagai contoh, 0:0:0:0:0:0:199.182.20.17 (atau ::199.182.20.17). Alokasi Prefix IPv6 Address Dari RFC 1884
Alokasi Prefix (Binary) Bagian Dari Address Reserved 0000 0000 /256 Unassigned 0000 0001 /256 Reserved Untuk Alokasi NSAP 0000 001 /128 Reserved Untuk Alokasi IPX 0000 010 /128 Unassigned 0000 011 /128 Unassigned 0000 1 1/32 Unassigned 0001 1/16 Unassigned 001 1/8 Provider-Based Unicast Address 010 1/8 Unassigned 011 1/8 Reserved Untuk Geographic-Based Unicast Address 100 1/8 Unassigned 101 1/8 Unassigned 110 1/8 Unassigned 1110 1/16 Unassigned 1111 0 1/32 Unassigned 1111 10 1/64 Unassigned 1111 110 1.128 Unassigned 1111 1110 0 1/512 Penggunaan Link Lokal 1111 1110 10 1/1024 Penggunaan Site Lokal 1111 1110 11 1/1024 Multicast Address 1111 1111 1/256
Salah satu goal dari format address IPv6 adalah untuk memenuhi berbagai tipe address. Awal address mengandung tiga (3) sampai sepuluh (10) bit prefix mendefinisikan tipe address secara umum. Bit selanjutnya berisi host address sebenarnya, dalam format yang spesifik mengindikasikan tipe address Detail teknik pengalokasian IPv6 dapat di baca di RFC 1884.

Berikut ini Perbedaan antara IPv4 dengan IPv6 ;

                              IPv4
                              IPv6
Panjang alamat 32 bit.
Panjang alamat 128 bit.
Konfigurasi secara manual atau DHCP
Bisa menggunakan address autoconfiguration
Dukungan terhadap IPsec Opsional
Dukungan terhadap IPsec Dibutuhkan
Checksum termasuk pada Header
Checksum tidak masuk dalam Header
Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk  menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat link-layer
ARP Request diganti oleh Neighbor Solitcitation secara multicast
Untuk Mengelola grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management protocol (IGMP)
IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD)
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan ada router, menurunkan kinerja router
Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
Paket Link Layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 1500 byte

Kelebihan Ipv6 dan sebagai solusi yang terdapat dalam IPv6 adalah salah satu pemicu percepatan implementasi, berikut ini Kelebihan-kelebihan menggunakan IPv6 :
  1. IPv6 merupakan solusi bagi keterbatasan alamat IPv4 (32 bit), IPv6 dengan 128 bit memungkinkan pengalamatan yang lebih banyak, yang memungkinkan IP-nisasi berbagai perangkat (PDA, handphone, perangkat rumah tangga, perlengkapan otomotif).
  2. Aspek keamanan dan kualitas layanan (QoS) yang telah terintegrasi.
  3. Desain autokonfigurasi IPv6 dan strukturnya yang berhirarki memungkinkan dukungan terhadap komunikasi bergerak tanpa memutuskan komunikasi end-to-end.
  4. IPv6 memungkinkan komunikasi peer-to-peer tanpa melalui NAT, sehingga memudahkan proses kolaborasi / komunikasi end-to-end: manusia ke manusia, mesin ke mesin, manusia ke mesin dan sebaliknya. 
IPv6 mendukung komunikasi terenkripsi maupun authentication pada layer IP. Dengan memiliki fungsi security pada IP itu sendiri maka kemanan paket yang dikirim dari host seluruhnya telah dienkripsi. Authentication dan komunikasi terenkripsi memakai header yang diperluas yang disebut AH (Authentation Header) dan payload yang dienkripsi disebut ESP (Encapsulating Security Payload). Pada komunikasi yang memerlukan enkripsi kedua atau salah satu header tersebut ditambahkan.

Kamis, 09 Oktober 2014

IPv4

     IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP, yang menggunakan protokol IPv4. Panjang totalnya adalah 32-bit dan nilai maksimal dari alamat IPv4 tersebut adalah 255.255.255.255, dimana nilai dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung dalam IPv4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted – decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, diantaranya :
1.        Network Identifier (Network ID) atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan olehrouter IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifieryang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuahInternetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error. Alamat network identifiertidak boleh bernilai 0 atau 255.
     Host Identifier (Host ID) atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk                  mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis  teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus  bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
   -  Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang    dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamatunicast digunakan dalam komunikasi point-to-      point atau one – to – one.
2  -  Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam     segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one – to – everyone.
3  -  Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one – to – many.

      Penulisan IPV4 terbagi 4 blok yaitu x.x.x.x dimana setiap blok merupakan penjumlahan bilangan biner (0 dan 1) yg terdiri dr 8 bit, jadi jika ditulis dalam bit aturannya sebagai berikut:
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
untuk penjumlahannya dibaca dari kanan ke kiri dengan kelipatan 2 dimulai dari 1.
128       64         32         16         8         4         2        1
X         X          X          X         X        X         X       X
Jadi bilangan terendah adalah 0 dan tertinggi adalah 255 (128+64+32+16+8+4+2+1). Contoh penulisan ke biner dr bilangan 160 = 10100000, karena yg bit 1 hanya nomor 8 dan 6 maka penjumlahannya 128+32
IPV4 dibagi jadi 5 class:
Berikut adalah pembagian class dalam IPV4 “
1.      Kelas A
Alamat-alamat kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Menggunakan 7 bit alamat network dan 24 bit untuk alamat host. Dengan ini memungkinkan adanya 27-2 (126) jaringan dengan 224-2 (16777214) host, atau lebih dari 2 juta alamat.IP kelas A digunakan untuk jaringan dengan host yang sangat besar jumlahnya 255.255.255 host = 16581375 Host
Format                         : 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Identifikasi                  : bit pertama 0
Panjang Network ID   : 8 bit
Panjang Host ID         : 24 bit
Byte pertama               : 0 – 127
Jumlah jaringan           : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP                     : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP                    : 16.777.214 alamat IP pada setiap kelas A
Contoh  : 125.221.26.28
125 (Network ID ), 221.26.28 ( Host ID )
Letak Network ID dan Host ID pada Ip Addres kelas A adalah Network ID pada 8 bit pertama dan 24 bit sisanya merupakan Host ID

2.      Kelas B
Alamat-alamat kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuahnetwork identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.
Format                                     : 0nnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Identifikasi                              : 2 bit pertama 10
Panjang Network ID               : 16 bit
Panjang Host ID                     : 16 bit
Byte pertama                           : 128 – 191
Jumlah jaringan                       : 16.384 kelas B
Range IP                                 : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP                                : 65.532 alamat IP pada setiap kelas B
Contoh: 168.206.26.28
168.206 (Netwok ID ) dan 26.28 ( Host ID )

3.      Kelas C
Alamat IP kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. 3 bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Format                                     : 0nnnnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Identifikasi                              : 3 bit pertama bernilai 110
Panjang Network ID               : 24 bit
Panjang Host ID                     : 8 bit
Byte pertama                           : 192 – 223
Jumlah jaringan                       : 2.097.152 kelas C
Range IP                                 : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP                                : 254 alamat IP pada setiap kelas C
Contoh : 192.168.26.28
Dengan 192.168.26 (Network ID ) dan 28 ( Host ID )
Letak Network ID dan Host ID pada Ip Addres kelas C adalah Network ID pada24 bit pertama dan 8 bit sisanya merupakan Host ID

4.      Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. 4 bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Format             : 1110mmmm mmmmmmmm mmmmmmmm mmmmmmmm
Identifikasi      : 4 bit pertama bernilai 1110
Bit multicast    : 28 bit
Byte Inisial      : 224 – 247 bit
Deskripsi         : Kelas D adalah ruang alamat multicast
Karena IP kelas D adalah IP untuk multicast maka tidak dikenal namanya Network ID dan Host ID, Jadi dalam IP ini tak ada hal seperti itu .

5.      Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat “eksperimental” atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Format                         : 1111rrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr
Identifikasi                  : 4 bit pertama 1111
Bit cadangan               : 28 bit
Byte inisial                  : 248 –255
Deskripsi                     : Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluaan eksperimental

    A.    Subnetting
   Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil.          Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas   C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah          maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
  
    Subnet mask adalah istilah yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.Penggunaan sebuah subnet mask yang disebut address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
·         Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja, baik subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk merepresentasikan subnet mask, yakni:Notasi Desimal Bertitik dan Notasi Panjang Prefiks Jaringan

Subnet mask default dibuat berdasarkan kelas-kelas alamat IP dan digunakan di dalam jaringan TCP/IP yang tidak dibagi ke alam beberapa subnet. Tabel di bawah ini menyebutkan beberapa subnet mask default dengan menggunakan notasi desimal bertitik. Formatnya adalah:
alamat IP www.xxx.yyy.zzz
subnet maskwww.xxx.yyy.zzz

Kelas Alamat
Subnet mask (biner)
Subnet mask
(desimal)
Kelas A
11111111.00000000.00000000.00000000
255.0.0.0
Kelas B
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0
Kelas C
11111111.11111111.11111111.00000000
255.255.255.0

       Panjang Prefiks (prefix length)
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask dengan menggunakan bit yang mendefinisikan network identifier sebagai sebuah network prefix dengan menggunakan notasi network prefix.
Notasi network prefix juga dikenal dengan sebutan notasi Classless Inter-Domain Routing (CIDR). 
Sebagai contoh, network identifier kelas B dari 138.96.0.0 yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 dapat direpresentasikan di dalam notasi prefix length sebagai 138.96.0.0/16.

Menentukan alamat Network Identifier
Untuk menentukan network identifier dari sebuah alamat IP dengan menggunakan sebuah subnet mask tertentu, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah operasi matematika, yaitu dengan menggunakan operasi logika perbandingan AND (AND comparison). Di dalam sebuah AND comparison, nilai dari dua hal yang diperbandingkan akan bernilai true hanya ketika dua item tersebut bernilai true; dan menjadi false jika salah satunya false. Dengan mengaplikasikan prinsip ini ke dalam bit-bit, nilai 1 akan didapat jika kedua bityang diperbandingkan bernilai 1, dan nilai 0 jika ada salah satu di antara nilai yang diperbandingkan bernilai 0.
Cara ini akan melakukan sebuah operasi logika AND comparison dengan menggunakan 32-bit alamat IP dan dengan 32-bit subnet mask, yang dikenaldengan operasi bitwise logical AND comparison. Hasil dari operasi bitwise alamat IP dengan subnet mask itulah yang disebut dengan network identifier.
Contoh:

AlamatIP 10000011 01101011 10100100 00011010 (131.107.164.026)
SubnetMask 11111111 11111111 11110000 00000000 (255.255.240.000)
---------------------------------------------------------------AND
Network ID 10000011 01101011 10100000 00000000 (131.107.160.000)
Subnetting Alamat IP kelas A
Cara melakukan subnetting pada kelas A adalah sebagai berikut : misalkan terdapat sebuah Network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Subnetting akan berpusat di 4 hal yaitu : jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid.
·         Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 3 oktet terakhir subnet mask. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
·         Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 3 oktet terakhir subnet.
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
·         Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
Alamat host dan broadcastnya sebagai berikut :
Host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet             10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir          10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast        10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255


Subnetting Alamat IP kelas B
Cara melakukan subnetting pada kelas A adalah sebagai berikut : misalkan terdapat sebuah Network Address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Subnetting akan berpusat di 4 hal yaitu : jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid.
·         Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 2 x 2 = 4 subnet
·         Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
·         Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Alamat host dan broadcastnya sebagai berikut :
Host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet             172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast        172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Subnetting Alamat IP kelas C
Cara melakukan subnetting pada kelas C adalah sebagai berikut : misalkan terdapat sebuah Network Address 192.168.1.0/26.
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Subnetting akan berpusat di 4 hal yaitu : jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid.
·         Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
·         Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
·         Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Untuk alamat host dan broadcastnya sebagai berikut :
Host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet             192.168.1.0     192.168.1.64   192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1     192.168.1.65   192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62   192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast        192.168.1.63   192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255